Sabtu, 09 Agustus 2014

Like a City Without Walls

Hari-hari ini saya sengaja menjauhkan diri dari banyak hal, karena saya hanya ingin tahu apa mau Tuhan dalam hidup saya. Saya tidak mau hanya menjadi Marta yang selalu mengerjakan ini itu tanpa menjadi Maria yang duduk diam di bawah kaki Tuhan dan mendengarkan sabdaNya. So, saya mengambil keputusan untuk diam sejenak dari semua aktivitas dan saya merenung dan menikmati Tuhan saya..


Selama saya mengasingkan diri dari banyak hal (termasuk sosial media sebut saja FB, twitter, dll) saya belajar arti pengendalian diri. Pengendalian diri itu berasal dari bahasa Yunani dengan kata egkateria yang berarti memiliki kuasa untuk menahan diri (self resistant) dan menahan nafsu (self continence). Pengendalian diri itu meliputi banyak hal, bisa jadi menahan emosi, termasuk menahan bbm (bagi yang ktergantungan bbm), menahan banyak hal. Selama saya menikmati waktu hari-hari ini bersama Tuhan, saya diajari arti pengendalian diri, karena pengendalian diri/ penguasaan diri adalah salah satu buah Roh (lihat Galatia 5:22-23 (Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, PENGUASAAN DIRI. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu). Jadi saya simpulkan kalau kita belum bisa menguasai diri/mengendalikan diri, berarti kita belum menghasilkan buah Roh yang sempurna. Saya belajar sekali menahan diri akan banyak hal, dan rasanya pasti sangat susah. Tetapi saya akan membiasakan hal ini untuk hari-hari ke depan.

Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya. (Amsal 25:28)
Dalam ayat itu jelas-jelas dikatakan orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya. Dalam terjemahan kitab bahasa inggris (KJV) dikatakan "He that hath no rule over his own spirit is like a city that is broken down, and without walls" dikatakan without yang artinya tanpa/tidak ada. Jika sebuah kota tidak punya tembok (karena roboh), bagaimana kota itu dapat bertahan dari serangan musuh? bagaimana kota itu dapat sebuah perlindungan?

Sama seperti hidup kita, jika kita tidak punya pengendalian diri akan apapun, bagaimana kita dapat bertahan dari serangan iblis? Jangan remehkan iblis, sesimpel kita suka gadget, iblis akan membuat kita tidak bisa lepas dari gadget, dan PRnya kita harus punya pengendalian diri terhadap gadget. Atau apalagi? Emosi? Terlalu nyaman? Egois? Merasa benar? Kita dituntut untuk punya pengendalian diri akan banyak hal. Tembok dalam amsal tadi bahasa ibraninya adalah חוֹמָה (kho-maw') yang artinya a wall of protection (dinding perlindungan). Jadi fungsi pengendalian diri bagi amsal tersebut adalah dinding perlindungan kita. 

Yang menjadi perenungan kita bersama, apa hal-hal yang berlebihan di hidupmu? Mulai list dan buat pengendalian diri supaya kau tidak bisa diserang iblis lewat apapun. Selamat merenung, God bless you :)

What happened on Fire Conference 2013? (Part 2)

Setelah 1 tahun saya tidak menjamah blog ini, saya mau melanjutkan cerita yang saya tulis tepat 1 tahun lalu :)..... (ampuni saya Tuhan)


Saya mau melanjutkan cerita apa yang saya alami di Fire Conference 2013 setelah workshop sesi 2. Saya langsung ke hari ke 3 saja karena disitu puncaknya..

Kita langsung ke workshop hari terakhir kami Fire Conference. Saat itu pemimpin saya (sebut saja Koh Henry) sedang berkotbah ke track 1 yang mana disana banyak sekali orang barunya dan jumlah nya sekitar 300-400an orang, otomatis koh henry meminta beberapa leader termasuk saya untuk membantu dia (sedangkan saya seharusnya ikut track 2 karena saya sudah ikut FLT dan saya sedang kuliah). Setelah selesai berkotbah dan altarcall (tentang joy/sukacita), sesi ditutup, semua peserta track 1 menikmati snack.

Ini bagian yang saya paling tunggu2 untuk dicritakan, so here we go, simak baik2 ya....
Setelah selesai di track 1 saya melihat di track 2 (kebetulan track 1 dan track 2 ada di 1 tempat di El Bethel), disana masih banyak teman2 saya yang masih dilawat Tuhan, ada yang tertawa ada yang menangis, macam-macam. Saya tinggal lagi untuk mengecek yang lain (karena saya sie acara, saya harus memastikan smua acara berjalan dengan baik). Saya mondar mandir kesana kemari ke track 1 ke track 2 ke ruang makan, mencari sie hospit, sie keamanan dll. Selang berapa menit (mungkin setengah jam) saya melihat teman2 di track 2 masih dilawat Tuhan luar biasa, saya mendatangi pengkotbah sesi 4 di track 2 saya bilang kondisinya seperti apa (masih dilawat Tuhan, belum bisa berhenti, dll), dan pengkotbahnya cuma bilang "biar Roh Kudus yang bekerja, biarkan semua mengalir apa adanya".


Di video tersebut ada 3 orang yang dilawat Tuhan bersama dan anehnya mereka menyebut negara yang sama (Thailand dan Cina), saya ingat sekali, yang satu menangis, yang satu bahasa roh, yang satu bersandar di kursi sambil berkata-kata dengan bahasa yang tidak panitia/orang-orang disitu mengerti. Kalau saya ceritakan detailnya rasa-rasanya tidak bisa habis satu halaman ini saja. Setelah ketiga teman saya dilawat seperti itu, akhirnya kami tidak hentikan dan kami mulai menyembah dalam hadirat Tuhan, kami mulai nyanyikan "Come Holy Spirit fall in this place, i need You more and more of You....." tanpa disadari kami semuapun yang ada di tempat itu kami dilawat Tuhan sama seperti ketiga teman saya. Banyak yang mendapat pesan, mendapat bahasa roh bahasa Cina, ada yang berkata-kata dalam bahasa inggris dengan sangat lancar padahal dia jarang berbahasa inggris, ada yang mendapat tanda, ada yang bernubuat, semuanya tercampur jadi satu disana. Saya mendapat sebuah ayat disitu

"Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu" (Lukas 12:32)

Saya ingat sekali pergerakan ini dimulai dari 7 orang (sangat kecil), tapi ketika kami dilawat Tuhan, banyak yang mendapat pesan tentang bangsa-bangsa, kami tahu benar ini bukan pekerjaan kami, tapi Yesus. Meskipun kami kecil tapi Bapa telah memberikan kerajaan itu dan tiada satupun yang dapat membantah kehendak Bapa. Sungguh tak terlupakan sesi itu. Ketika kita memberi yang terbaik Tuhan yang sudah sediakan gantinya :')

Lalu di RN terakhir (hari ke3), Tuhan tidak berhenti melawat, setelah selesai lagu praise, tiba-tiba saya pribadi ingin menyendiri dan saya ambil tempat di samping panggung di belakang sound buang yang besar itu. Lagu yang dinyanyikan saat itu "It's not over" saat saya menyembah tau2 saya meneteskan air mata, dan saat liriknya "When God is in it there is no limit" saya semakin tidak bisa menahan air mata saya, karena saya tau Bapa yang di Surga dan Yesus itu sungguh nyata, yang semula saya ada di posisi paling bawah dalam kehidupan saya, kata2 When God is in it there is no limit itu sungguh membekas, karena ketika Tuhan turut campur tangan, saya yang bukan siapa2 tiba2 diberikan banyak kasih karunia yang luar biasa. Sepanjang RN saya tidak bisa berhenti menangis, bahkan ketika saya dipanggil ke mimbar (untuk jadi percontohan generasi awal dan baru yang bersaudara, kebetulan saya punya adik yang ikut FC juga) saya masih menangis karena saya tidak bisa berhenti dilawat Tuhan....

Di akhir altarcall, saya didoakan Rachel Bulan
(anak dari Solomon Bulan, perintis Bario Revival Malaysia)
Tahun 2013 bagi saya merupakan titik balik kehidupan saya, dari titik paling bawah Tuhan angkat saya luar biasa, diberi ini itu, dipercayakan ini itu (saya tidak bisa menyebutkan satu per satu karena terlalu banyaknya). Not I but Christ, saya cuma alat saja :). Semoga memberkati. Tuhan Yesus memberkatimu