Jumat, 25 Juli 2025

Henotēs: Ketika Penyembahan Menjadi Rumah untuk Saling Menghidupkan

Ada satu hal yang akhir-akhir ini terus berbicara dalam hati saya: bahwa penyembahan bukan tempat untuk menunjukkan siapa yang paling kuat, paling peka, atau paling bersuara indah — tapi tempat di mana kita hadir sebagai satu tubuh. Tempat di mana saya bisa membawa bagian saya, dan juga menerima bagian dari saudara saya. Tempat di mana penyembahan bukan cuma saya “memberkati” jemaat, tapi saya juga dibangun dan dihidupkan oleh mereka.

Dalam Efesus 4:3, Paulus menulis:

“Berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera.”
Kata yang dipakai di sini adalah henotēs — bukan sekadar “kompak”, tapi kesatuan yang lahir dari satu tujuan, satu pengharapan, satu kasih yang saling melengkapi. Ini bukan keseragaman, tapi harmoni. Dan dari harmoni inilah, penyembahan yang hidup muncul.

Lalu di pasal berikutnya, Efesus 5:18–20, Paulus menulis tentang hasil dari hidup yang penuh Roh:

“Berbicaralah seorang kepada yang lain dalam mazmur, pujian dan nyanyian rohani...”

Saya suka bagian itu: “berbicaralah seorang kepada yang lain.”
Bukan hanya “nyanyikan lagu untuk Tuhan” — tetapi bernyanyilah untuk saling membangun.

Di situ saya sadar: dalam penyembahan, saya bukan hanya pelayan — saya juga anggota tubuh. Artinya, saya bukan hanya punya peran untuk memberkati, tapi juga perlu membuka diri untuk diberkati oleh suara saudara saya.


🎶 Penyembahan sebagai Ruang Harmoni, Bukan Unisono

Kalau semuanya nyanyi nada yang sama, itu namanya unisono. Indah, tapi datar.

Tapi kalau kita semua nyanyi dengan suara dan peran masing-masing — sopran, alto, tenor, bass — dan tetap bergerak dalam satu kunci yang sama, itu baru harmoni. Dan di situlah henotēs menjadi nyata.

Penyembahan yang lahir dari henotēs bukan tentang tampil seragam, tapi tentang menyatu dalam keragaman. Saya membawa suara saya, kamu membawa suaramu, dan Tuhan pakai semuanya untuk menciptakan sesuatu yang indah — bukan hanya untuk Dia, tapi juga untuk kita satu sama lain.


🤝 Saling Memberi, Saling Menerima

Saya pernah ada di satu sesi di mana saya sama sekali tidak punya kekuatan untuk menyembah. Bukan karena saya nggak mau, tapi karena memang sedang hancur. Tapi saya berdiri di tengah saudara-saudara yang menyembah dengan tulus, dan saya merasakan iman mereka, harapan mereka, kasih mereka — menopang saya yang sedang kosong.

Dan itu bukan pertama kalinya saya merasakannya.
Beberapa kali, dalam momen penyembahan yang biasa-biasa saja dari luar, saya pulang dengan hati yang pulih. Bukan karena khotbahnya kuat, atau lagunya viral, tapi karena saya berdiri di tengah keluarga yang menyatu dalam roh.

Penyembahan dalam henotēs bukan soal siapa yang kuat memimpin. Tapi soal kita semua saling menguatkan, saling menyambut kelemahan, dan percaya bahwa Tuhan hadir ketika kita datang sebagai satu tubuh.


🌿 Jadi, apa artinya buat kita?

  • Datanglah ke ruang penyembahan bukan hanya untuk “memberi pelayanan terbaik,” tapi juga membawa hatimu yang nyata, karena mungkin ada orang yang hari itu kamu kuatkan — dan mungkin juga kamu yang dikuatkan lewat mereka.

  • Buka telinga, bukan hanya ke musik, tapi ke suara saudara kita — karena Tuhan bisa bicara lewat mereka juga.

  • Dan yang terpenting: mari kita pelihara kesatuan Roh, henotēs, bukan karena kita semua sepakat di permukaan, tapi karena kita punya satu Tuhan, satu kasih, dan satu kerinduan: menyenangkan hati-Nya bersama-sama.


Saya terus belajar hal ini. Dan jujur, ini nggak mudah. Tapi setiap kali saya meletakkan ambisi pribadi, dan membuka hati untuk jadi satu dengan saudara-saudara saya — entah lewat penyembahan, lewat tangisan, atau bahkan keheningan — saya merasakan:
Inilah rumah. Inilah penyembahan. Inilah tubuh Kristus yang hidup.

Kamis, 19 November 2020

Syafaat Ayub

Ayub 42:10
Lalu TUHAN memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan TUHAN memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu.

Selama Ayub diuji, sahabat Ayub menuduhkan yang salah tentang Ayub. Namun Ayub tetap mendoakan dan keadaan Ayub dipulihkan. Tentang Ayub yang mendoakan sahabat-sahabatnya ini mengingatkan akan salah satu bentuk kemurahan hati seorang Ayub yang berbesar hati untuk mendoakan sahabat-sahabatnya.

Kemurahan ini salah satu dari buah Roh yang tertulis di Galatia 5:22-23. Kemurahan berasal dari kata Yunani χρηστοτης - KHRÊSTOTÊS. King James Version menerjemahkannya dengan "kindness; good; dan gentleness" (kebaikan, baik, dan kelemahlembutan)

KHRÊSTOTÊS ini memiliki kata dasar χρηστος –khrêstos yang berarti kata kata kerja yang bersifat berguna, menguntungkan. Ayat-ayat yang menggunakan krestos ini antara lain
Roma 2:4 LAI TB, Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud (kemurahan) Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?
Efesus 4:32 LAI TB, Tetapi hendaklah kamu (ramah) seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.

Kemurahan ini berarti
1. Sikap Allah terhadap manusia, penuh kasih sayang, Dia suka berbuat baik, memberikan yang baik pada manusia (Mazmur 23)
2. Charity (sosial) Matius 5:7. Tuhan pada manusia, manusia ke sesama
3. Suka memberi dan tidak pelit (generous = dermawan) 2 Korintus 9:13

Rabu, 18 November 2020

Dari Kata Orang

Ayub 42:5
Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.

Ayub menjadi semakin kuat ketekunan imannya karena
Melihat menyaksikan sendiri suatu kejadian yang membuat iman percaya semakin bertambah.
Bahas tentang Tomas Yohanes 20:24
Sejarah mencatat Tomas adalah murid Yesus yang menyebarkan injil ke tempat yang paling jauh. Tomas yang mencucukkan jarinya atas bekas luka Yesus menjadi percaya bahwa Kristus telah bangkit dari kubur. Dan dia menghidupi amanat agung yang Yesus sampaikan sebelum naik ke surga.

Ada persamaan yang dialami oleh Ayub dan Tomas setelah dengan mata kepala mreka sendiri, mereka menyaksikan Tuhan. Yaitu pembalikan keadaan. Ayub keadaannya kembali. Juga Tomas yang menjadi semakin menyala-nyala dalam penyebaran injil.

Melihat dengan mata kepala sendiri menjadi vital karena perjumpaan pribadi ini membawa sebuah pembalikan keadaan pada pribadi. Perjumpaan pribadi ini jauh lebih kuat daripada mendengar kesaksian dari orang lain.

Kis 22:14-15
14 Lalu katanya: Allah nenek moyang kita telah menetapkan engkau untuk mengetahui kehendak-Nya, untuk melihat Yang Benar dan untuk mendengar suara yang keluar dari mulut-Nya.
15 Sebab engkau harus menjadi saksi-Nya terhadap semua orang tentang apa yang kaulihat dan yang kaudengar.

ketika sudah melihat dan mendengar pribadiNya kita wajib menjadi saksi

Berbahagia

Mazmur 1:1-3
1 Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
2 tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
3 Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.

Berbahagialah yang berasal dari kata Ibrani 'ASH'REY dalam kebanyakan terjemahan bahasa Inggris (termasuk KJV dan NIV) diterjemahkan dengan "Blessed" hal ini memang tidak salah, tetapi kalangan Yahudi lebih memilih kata "Bahagia/ Happy/ Joy" bahkan merupakan ungkapan/ ekspresi: kebahagiaan/ keriangan --> "bliss/ cheerfulness." Terjemahan Young's Literal Translation dan New Living Translation menerjemahkannya dengan happiness dan joy. 

Para penafsir Yahudi memandang ungkapan "ASH'REY" dari orang-orang benar ini merupakan suatu keadaan dan ekspresi seperti yang digambarkan dalam Mazmur 1:3: "Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air." Maka dari itu "pohon" menjadi simbol bagi suku Asyer (salah satu suku Israel).

Pada jaman itu, mampu melahirkan anak merupakan kehormatan yang tak tertandingi sebagai seorang istri. Ketika Rahel tidak segera dapat melahirkan anak bagi Yakub , ia menjadi cemburu kepada Lea telah melahirkan Ruben, Simeon, Lewi, dan Yehuda. Kemudian Rahel menyerahkan Bilha, budak perempuannya, untuk melahirkan baginya anak dari Yakub , yaitu: Dan dan Naftali. Karena Lea mengira bahwa ia tidak akan melahirkan lagi, Lea menyerahkan Zilpa untuk melahirkan anak baginya dari Yakub , yang pertama adalah Gad dan kemudian Asyer. Dengan kelahiran anak laki-laki Yakub dari Zilpa ini, Lea sangat berbahagia karena posisinya sebagai istri pertama semakin terotorisasi dan aman.

Kebahagiaan yang didapat karena tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan tidak duduk di kumpulan pencemooh, sebaliknya yaitu kesukaannya adalah Taurat Tuhan dan merenungkannya siang dan malam bahagianya sama dengan Lea yang melahirkan anak bagi Yakub supaya ia menjadi istri kesukaan.

Senin, 16 November 2020

Tertawa

Mazmur 2:4
Dia, yang bersemayam di sorga, tertawa; Tuhan mengolok-olok mereka.

Tuhan yang kita kenal dengan keagungan dan kemegahanNya juga menunjukkan ekpresi tertawa ketika mengolok-olok musuhNya. Tertawa sendiri dipisahkan menjadi 4 bagian menurut maksudnya yang positif atau negatif.

1. Joy Master (membuat bahagia), tawa positif
2. Life Mocker (menghina, mengejek, mengolok-olok), tawa negatif
3. Joke Maker (lelucon), tawa bisa positif bisa negatif
4. Fun Meister (bersenang-senang), bisa positif bisa negatif

Kita bisa melihat dari kisah Abraham dan Sara yang keduanya didapati tertawa terhadap janji Tuhan bahwa mereka akan diberikan keturunan. Namun ternyata ada tawa yang dikenanNya dan tidak. Abraham dalam Kej 17:17 tertunduk kemudia tertawa sembari bertanya dalam hati akankah dia dalam umur nya yang sudah tua akan mendapati seorang anak. Dan dalam Kej 18:12 Sara tertawa juga dalam hati apakah dia akan berahi pada umurnya yang sudah tua?

Tawa kedua orang ini sangat berbeda karena Abraham tertawa karena sukacita, sedangkan Sara tertawa mengejek. Kepada Sara, Tuhan menegur karena ketidakpercayaannya akan melahirkan sebuah keturunan. Dan ketika anaknya yang bernama Ishak lahir, arti nama Ishak sendiri adalah tertawa.

Jika digolongkan menurut maksud tadi, tertawa Abraham masuk ke Joy Master. Sedangkan Sara Life Mocker. Tertawalah karena sukacita besar yaitu Tuhan sendiri yang telah turun ke dunia sebagai manusia yang tidak berdosa namun mati ganti kita untuk menebus dosa kita.