Belajar dari seorang tokoh yang bernama "Uza" yang diambil dari kitab 2 Samuel 6:1-7. Uza ini adalah "orang pilihan" Daud (lihat ayat awal), menurut analisa saya orang pilihan pada saat itu adalah orang yang bertahun2 mengabdi dan taat pada Daud, bahkan Uza ini mendapat kehormatan untuk mengiring di sebelah kereta yang berisi tabut Tuhan tersebut. Tetapi apa yang membuat Uza "orang pilihan" itu mati?
Selamat merenungkan
Saya menemukan 2 poin mengapa Uza mati :
-Uza menemukan kebenarannya sendiri
Tabut adalah sesuatu yang sangat suci, bahkan para imam atau para tetinggi saat itu tidak boleh satupun menyentuh tabut, tapi apa yang dilakukan Uza? Ketika dia mengiring tabut tersebut, dia melihat tabut akan terjatuh dan dia memegangnya. Sesuatu yang luar biasa, tiba2 dianggap biasa oleh Uza. Setelah Uza melakukan itu Tuhan marah! Uza memakai kebenarannya sendiri ketika dia melihat tabut yang akan terjatuh tersebut. Kadangkali ketika kita banyak pelayanan (dipilih dan melewati prosesnya Tuhan) tanpa kita sadar kita memakai kebenaran kita sendiri, membuat yang seharusnya tidak boleh dilakukan malah kita lakukan dengan biasa (misal agamawi, tidak pernah saat teduh lagi, sekali 2 kali mencontek/membohongi orang lain), akhirnya rohani kita yang mati
-HATI NURANI Uza mulai tumpul
Salah satu cara kita mendengar Roh Kudus lewat hati nurani kita. Ketika kita melakukan kesalahan secara tidak langsung hati nurani akan menolak, itulah ROH KUDUS!!! Harusnya ketika Uza tau kalau tidak boleh ada seorangpun memegang tabut harusnya dia taat. Ketika semakin lama kita mengikut Tuhan ujian bukan datang dari luar, tapi ujian banyak datang dari diri sendiri, ujiannya bukan lagi tentang dimarahi orang tua, nilai jelek dll, tp ujiannya bagaimana tentang apakah Yesus dan Roh Kudus masih yang utama dlm hidup kita? Apakah kita masih sering mendengar Roh Kudus seperti awal2 perjumpaan kita dengan Tuhan?
Apakah hubunganmu dengan Tuhan baik? Apa pewahyuan yang kita tangkap untuk komunitas dan bangsa?
Jangan hanya sibuk dengan pelayanan dan merasa aman dengan panggilan "orang pilihan Allah". Mari kita koreksi pribadi lepas pribadi..
Selamat merenungkan