28 Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini dari keturunan Allah juga.
29 Karena kita berasal dari keturunan Allah, kita tidak boleh berpikir, bahwa keadaan ilahi sama seperti emas atau perak atau batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia.
30 Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan, maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat.
Saulus bermaksud melukiskan kenyataan dengan suatu kata-kata yang sudah dikenal pendengarnya dalam syair-syair Yunani, bahwa semua orang berasal dari Allah dalam artian bahwa mereka adalah makhluk ciptaanNya dan hidup mereka ini bergantung kepadaNya. Allah adalah Bapa dari semua orang dan bahwa manusia adalah saling bersaudara berdasarkan fakta bahwa semua orang diciptakan oleh Allah.
Karena Allah adalah pencipta manusia, maka Ia pasti lebih besar daripada manusia. Oleh sebab itu, menyamakan Allah dengan ‘sesuatu yang dibuat’ atau ‘yang dibayangkan’ oleh manusia kemudian ‘diserupakan’ dalam bentuk patung atau benda berhala lainnya adalah kebodohan yang paling hebat.
Oleh karena itu, jika kita mencoba memperbaiki keadaan buruk yang kita alami dengan mereka-rekakan yang membuat suasana hati menjadi baik dengan kegiatan-kegiatan di luar Tuhan, semuanya akan menjadi sia-sia. Banyak yang menjadikan minuman keras, club, tiktok, hedonisme, dan banyak lagi menjadi pelampiasan untuk "memperbaiki mood" yang sedang tidak bagus.
Daripada mencari sesuatu yang bersifat sementara, yang kita perlukan hanya perlu bertobat menyesali setiap dosa pelanggaran kita supaya Tuhan mengampuni dan memberikan kita damai sejahtera. Yang perlu diingat bahwa kita adalah keturunan Allah dan keadaan ilahi kita tidaklah sama dengan yang dibuat oleh manusia. Biarkan Tuhan yang terus mempengaruhi kita dalam segala keadaan!
Tidak ada komentar :
Posting Komentar