Minggu, 08 Maret 2015

Akankah kita seperti Samuel?



Saat Samuel dipanggil (1 Samuel 3:1-11), Samuel tidak mengetahui bahwa yang memanggil Samuel adalah Tuhan. Karena saat itu firman Tuhan masih jarang dan penglihatan juga tidak sering (ayat 1), jadi waktu itu Samuel belum mengenal Tuhan. Banyak orang di dunia ini yang sama seperti Samuel, dipanggil Tuhan namun tidak mendengar karena orang itu jarang membaca firman/ibadah dengan kata lain orang tersebut BELUM mengenal Tuhan dengan baik. Hanya saja ada perbedaan orang di dunia ini dengan Samuel...


1. Samuel tinggal di Bait Allah dan kita tinggal di dalam dunia
Semakin kita menjadi serupa dengan dunia, kita semakin tidak mengenal Allah dan kehendak-kehendakNya (Roma 12:2). Bait Allah menandakan kekudusan dan kesucian, sedangkan dunia ini sudah bercampur dengan dosa dan lainnya. Oleh karena itu jadilah serupa dengan Allah supaya kamu bisa mendengar panggilan Allah meskipun kamu masih tinggal di dalam dunia

2. Samuel mempunyai Eli, sedangkan kita???
Samuel mempunyai bapak rohani seperti Eli yang menerjemahkan apa yang dialami Samuel tepat dengan yang Tuhan kehendaki (setelah 3x Samuel dipanggil barulah Eli mengerti bahwa Tuhanlah yang memanggil Samuel). Tapi seringkali kita tidak mempunyai figur Eli seperti Samuel, seringkali orang terdekat kita tidak bisa membantu kita dalam menemukan panggilan Tuhan dalam hidup kita. Oleh karena itu, jangan jauhkan hidupmu dari Bapa yang di surga lewat ibadah/persekutuan yang ada, mungkin bapak rohani/mentormu bisa membantu dalam menemukan panggilan hidup.

Intinya mau menjadi seperti Samuel keputusannya ada di tangan kita, maukah kita mendengar kehendak Tuhan dan tidak menjadi sama seperti dunia?? Setelah kita mendengar panggilan Tuhan, Dia akan mencurahkan isi hatiNya dan menuntun kita setelah ini apa yang harus kita lakukan... God bless all

Hitung dulu lalu Putuskan!!!!

Mengikut Tuhan bukanlah semudah yang diucapkan.... 
Mengikut Tuhan adalah keputusan yang hanya diambil sekali tetapi dampakya seumur hidup
Yesus-mukjizat-roti-banyak.jpg (565×350)
Buka dulu di Matius 16:21-27, di ayat 21 dikatakan "Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.". Di ayat tersebut dikatakan Yesus sendiri yang berkata pada muridNya bahwa Dia akan menanggung penderitaan, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari yang ketiga. Yang menjadi pemikiran bersama, Yesus tau bahwa Dia akan menderita dan Dia juga tau bahwa ujung hidupnya adalah kematian, dan yang kita tau hari ini Yesus telah mati untuk menebus dosa kita. Yesus sangat tau bahwa dia akan menderita dan mati, tetapi DIA TETAP MELAKUKAN. Peristiwa penyaliban Yesus bukanlah sebuah kecelakaan tapi itu sudah diketaui oleh Yesus sendiri. Kenapa Yesus tetap melakukan? Karena Dia taat dengan Kehendak Bapa

1. Hitung dulu harga mengikut Tuhan
Sama seperti Yesus yang tau kehendak Bapa, Yesus menghitung dengan baik bahwa harga mengikut kehendak Bapa adalah menderita bahkan mati, tapi Yesus tetap melakukan apa yang jadi kehendak Bapa karena Yesus tau benar Dia dipanggil Bapa untuk mengerjakan hal itu. Hitunglah dulu harga mengikut Tuhan itu apa saja yang harus dikorbankan. Ikut Tuhan tidak bisa setengah-setengah, karena yang suam-suam kuku pasti akan dimuntahkan (Wahyu 3:16). Lalu putuskan mau ikut Tuhan atau tidak!!

2. Pikul salib dan Sangkal diri
di ayat 24 dikatakan "Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya". Mengikut Tuhan itu ada 2 syarat, yang pertama harus pikul salib. Pikul salib menandakan korban yang terlihat mata, misal saja harus tetap ibadah meskipun hujan deras, korban waktu, korban tenaga, korban uang, dan lain-lain. Dan yang kedua harus sangkal diri (dalam alkitab terjemahan inggris adalah "deny himself" menolak dirinya sendiri), disini sangkal diri lebih ke korban yang tidak terlihat misal korban perasaan, menentang pola pikir yang salah. Kuncinya bisa bertahan pikul salib dan sangkal diri adalah tau kehendak Bapa.

Untuk sebuah panggilan mengikut Tuhan harganya mungkin sesuatu yang kita suka dan untuk mengorbankan itu rasanya sakit, tapi yakinlah Bapa suka akan keputusan kita untuk ikut Dia untuk mengerjakan kota-kota, pulau-pulau, bangsa-bangsa.... God bless all