Rabu, 03 April 2013

Hold me in Your embrace

Hari sabtu yang lalu, tim kami ada pelayanan di sebuah tempat yang bernama Delanggu, kita melayani sekitar 50 orang disana yang terdiri dari beberapa latar belakang gereja yang berbeda (ada GKJ, gereja baptis, pantekosta, juga  GSJA). Ibadah berlangsung, PAW dinaikkan, Firman Tuhan disampaikan tentang pertobatan dan calling/panggilan, tengah firman disampaikan tiba-tiba badan saya drop, saat itu juga badan saya panas tapi saya kedinginan, saya sampai pinjam jaket teman saat itu, rasanya sudah mau istirahat/tidur saja, tp saya tolak dalam nama Yesus karena saya harus tetap bertahan disana. Selesai kotbah, kita mulai menaikkan doa.

Ada 2 message yang saya dapat secara kuat, tapi disini saya akan sampaikan 1 message dulu, posting yang selanjutnya akan saya bahas message yang kedua :)
Masih berhubungan erat dengan tema Fire Conference tahun ini "Beyond Limits" dimana setiap orang akan mengalami titik terendah dalam hidupnya dan setelah itu orang itu akan dilempar jauh tinggi bersama Tuhan sama seperti sebuah panah.

Seringkali ketika kita menemui titik terendah kita, kita merasa putus asa dan rasanya mau berhenti saja, karena ikut Tuhan "sungguh" gak enak. Kalo anak-anak bilang, sudah bayar harga tapi masih saja kurang, sudah mengerjakan yang terbaik, tapi masih saja salah. Bahkan banyak orang di luar komunitas pergerakan ini berusaha menjatuhkan kita dengan banyak cara (mengintimidasi kita lewat masa lalu kita atau apapun), yang saya tangkap saat doa di pelayanan tersebut "Tuhan dekap kita erat dan tidak ada yang bisa membuat kita jatuh selama kita didekap Tuhan"

Mazmur 37:23-24 
"TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya."

Ketika saya sakit di tengah firman itu, saya kembali merasakan didekap dan dipeluk Bapa begitu erat, saya tidak bisa berhenti menangis saat itu, Tuhan cuma bilang "yang kuat nak, Aku mendekapmu". Seringkali ketika Tuhan mulai menetapkan langkah kita, kita tidak mau diaturnya, bayangkan siapa yang mau tetep pelayanan saat sakit? Tetapi ketika Tuhan menetapkan langkah kita dan kita taat, kita tidak akan dibiarkan jatuh tergeletak.

Ada sebuah ilustrasi. Bayangkan saudara didekap dengan Bapa yang di surga, iblis tidak akan bisa menjatuhkan Bapa karena Dia sudah menang dari si iblis. Tetapi kalau yang mendekap saudara itu sahabatmu (seorang manusia), apakah sahabatmu sekuat Bapa? 99,9% tidak, disentil iblis saja mungkin langsung mental jauh. Ketika kita mengandalkan mentor kita, mentor kita jatuh, apa yang terjadi? Apakah kita akan ikut terjatuh? Tetapi jika saudara berpengharapan sama Bapa, saya yakin Dia 100% bisa diandalkan.

Agar Bapa bisa mendekap saudara sampe akhirnya, hanya 1 syaratnya.. Kembali ke ilustrasi tadi, kalau didekap, jaraknya menjadi sangat dekat, berbeda jika gandeng tangan, masih ada jarak, tapi kalau mendekap, saya katakan hampir tidak ada jarak. Kalau saudara pengen didekap dengan Bapa, JANGAN ADA JARAK antara kau dan Bapa, dekatlah terus dengan Bapamu. Dia Bapa yang tidak mengecewakan dan tidak akan membiarkan anda jatuh tergeletak. Manusia sangat berkemungkinan besar membiarkan anda jatuh, tetapi Bapa tidak!!! Jadi apa pilihanmu? Didekap dengan Bapa atau dengan manusia? Tuhan Memberkati

1 komentar :

  1. Tahun penyerahan total, bergantung penuh hanya pada Tuhan. bukan yang lain

    BalasHapus